Jasa EO – Membangun budaya perusahaan yang positif adalah tanggung jawab para profesional, seperti pemangku kepentingan di suatu perusahaan. Budaya yang positif ini akan memengaruhi produktivitas dan efektivitas karyawan dalam mewujudkan visi dan misi bisnis perusahaan, sehingga mengantarkan perusahaan menuju kesuksesan.
Sebelum memasuki dunia kerja, penting untuk memahami budaya kerja di setiap perusahaan. Budaya kerja, yang mencerminkan kepribadian pendiri perusahaan, dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku yang menjadi ciri khas suatu perusahaan.
Artikel ini akan mengulas berbagai jenis budaya kerja dengan ciri-cirinya yang berbeda. Simak sampai habis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya kerja dan perannya dalam kesuksesan bisnis!
Kebudayaan Hirarki
Kebudayaan Hirarki seringkali diartikan sebagai budaya kerja tradisional yang bergantung pada struktur manajer tingkat atas, supervisor dan karyawan di berbagai tingkatan dengan tugas yang sesuai. Terdapat dua ciri perusahaan dengan kebudayaan hirarki.
Pertama, perusahaan cenderung membantu mengelola kegagalan, mengurangi risiko dan mempertahankan aturan dan tradisi. Kedua, berasal dari perusahaan tinggi resiko seperti pada industri minyak dan gas, keuangan, perawatan kesehatan dan pemerintah.
Creative Culture
Kebudayaan perusahaan kreatif berpusat pada pembuatan barang, cerita dan layanan. Terdapat dua ciri perusahaan yang cenderung memegang kebudayaan kreatif. Pertama, fokus budaya kreatif adalah mencapai tujuan akhir dan melakukan semua yang mereka bisa untuk mewujudkannya.
Kedua, karyawan biasanya bekerja sama dalam tim dan menyumbangkan ide untuk memberikan orang lain sebuah pengalaman baru. Contohnya adalah perusahaan produksi film seperti Disney Film, NBC dan ABC. Hal utama pada kebudayaan perusahaan kreatif adalah ide dan cerita yang inovatif.
Innovative Culture
Kebudayaan perusahaan inovatif berfokus pada pemenuhan kebutuhan konsumen saat ini dan pada waktu yang tidak terduga. Budaya perusahaan ini berpusat pada penciptaan ide-ide terbaru dan terupdate. Tujuannya adalah mampu memberikan ide dan inovasi terbaru yang bermanfaat bagi kehidupan konsumen.
Ciri-cirinya adalah perusahaan yang terus menerus mencari cara untuk membangin teknologi yang ada dan menciptakan solusi baru. Sehingga, pikiran dan metode konvensional didorong ke samping pada setiap harinya demi mendapatkan ide-ide yang hangat dan terbaru.
Purpose Culture
Purpose culture atau perusahaan berbasis tujuan berpusat pada dorongan tujuan yang kuat. Ciri-ciri dari budaya perusahaan berbasis tujuan adalah dibangun dengan tujuan yang jelas, saling berbagai serta menarik karyawan, pelanggan dan mitra. Selain itu, budaya ini lebih memprioritaskan memberikan kembali daripada menghasilkan keuntungan harian.
Contoh perusahaan yang menerapkan budaya ini yaitu TOMS Shoes, Thrive Market, Cotopaxi dan REI. Perusahaan tersebut secara rutin memberikan waktu dan uang amal serta membantu memperkuat komunitas lokal. Perusahaan ini cenderung memberikan sebagian dari keuntungan untuk amal yang dianggap penting.
Market Culture
Sesuai dengan namanya, kebudayaan berbasis pasar digerakkan oleh pasar dan fokus perusahaan adalah mencapai pasar. Terdapat tiga ciri dari kebudayaan berbasis pasar. Pertama, budaya perusahaan ini sangat kompetitif, berorientasi pada hasil dan cenderung menuntut.
Kedua, perusahaan dengan budaya ini lebih menekankan kinerja dan hasil daripada pengalaman kerja dan kepuasan karyawan. Ketiga, didorong oleh kemampuan untuk memasarkan produk di pasar dan kesuksesan bergantung pada seberapa cepat hal ini dapat dicapai.
Clan Culture
Kebudayaan klan merupakan budaya di suatu perusahaan yang di mana karyawan bekerja seperti keluarga. Budaya seperti ini seringkali ditemukan di bisnis keluarga kecil. Kebudayaan klan memiliki 3 ciri. Pertama, perusahaan cenderung menyingkirkan hierarki dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih mendukung dan karyawan terlibat serta dihargai seperti manajemen tingkat atas.
Kedua, cenderung menggunakan komunikasi terbuka dan informal. Ketiga, karyawan dipandangan sebagai rekan kerja dan keluarga. Contoh perusahaannya adalah Chobani, Tom’s of Maine dan Redmond (Real Salt). Perusahaan tersebut lebih memprioritaskan karyawannya terlebih dahulu.
Adhocracy Culture
Kebudayaan perusahaan adhoraksi berfokus pada inovasi dan berani mengambil risiko. Terdapat 2 ciri yang menggambarkan kebudayaan adhokrasi. Pertama, dalam mengatasi suatu keadaan, anggota terus-menerus mencari cara baru untuk meningkatkan kualitas, berinovasi dan membuat produk serta layanan baru.
Kedua, sebagian besar perusahaan rintisan dan teknologi memiliki jenis kebudayaan perusahaan ini, yang memungkinkan perusahaan tersebut dapat terus berkreasi dan menjadi yang utama dalam memasarkan suatu produk. Biasanya, jenis budaya ini berenergi tinggi dan gesit, seperti Google, Apple dan Facebook.
Customer Focused Culture
Kebudayaan yang berfokus terhadap pengalaman konsumen. Kebudayaan perusahaan ini memiliki 3 ciri antara lain budaya perusahaan ini berkembang dalam memberikan layanan konsumen terbaik serta berusaha menjadi yang terbaik untuk membuat konsumen memiliki respon positif. Selain itu, ciri selanjutnya adalah karyawan dimotivasi untuk membuat pengalaman konsumen positif.